Air France
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Air France La Compagnie Air France |
||
---|---|---|
IATA AF |
ICAO AFR |
Kode panggil AIRFRANS |
Didirikan | 1933 | |
Pangkalan | Bandar Udara Charles de Gaulle | |
Kota fokus / hub sekunder | Bandar Udara Orly Bandar Udara Lyon Saint-Exupéry Bandar Udara Nice Côte d'Azur |
|
Program frequent flyer | Flying Blue | |
Lounge | Departures Lounge | |
Aliansi | SkyTeam | |
Jumlah armada | 393 (+105 pesanan)[1] | |
Tujuan | 185 | |
Perusahaan induk | Air France-KLM | |
Markas | Roissy, Perancis | |
Tokoh penting | Jean-Cyril Spinetta (Pimpinan dan CEO), Pierre-Henri Gourgeon (COO), Philippe Calavia (CFO) | |
Situs web: http://www.airfrance.com |
Air France (sebelumnya Société Air France) merupakan salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia. Air France berbasis di Paris, Perancis, dan subsidiari dari Air France-KLM Group. Mengoperasikan penerbangan penumpang dan kargo terjadwal di seluruh dunia menuju 183 kota di 83 negara. Hub globalnya terletak di Bandar Udara Paris Charles de Gaulle. Bandar Udara Paris Orly, Bandar Udara Lyon Saint-Exupéry dan Bandar Udara Nice Côte d'Azur adalah hub kedua[2].
Sebelum penggabungan dengan KLM, Air France adalah maskapai nasional utama Perancis, mempekerjakan 71.654 orang pada Maret 2004.[3] Bulan Maret 2007, maskapai ini memiliki 102.422 staf.[2]
Kantor korporat perusahaan yang awalnya di pusat kota Paris berpindah ke Roissy-Charles de Gaulle di utara Paris di Bandara CDG, dimana kantor Air France-KLM berdiri. Antara April 2001 dan Maret 2002, maskapai ini telah mengangkut 43.3 juta penumpang dan memiliki pendapatan seluruhnya € 12.53 milyar. Régional, subsidiari maskapai penerbangan regional Air France mengoperasikan sebagain besar penerbangan terjadwal domestik dan Eropa regional dengan sejumlah pesawat jet regional dan turboprop.[4] Air France juga diuji IATA dengan IATA Operations Safety Audit (IOSA) untuk praktik keamanannya.[5]
Menurut Air France-KLM, aktivitas utama perusahaan adalah:
- Angkutan penumpang: maskapai Eropa pertama dengan saham pasar 25.5% (November 2004) dan maskapai terbesar di dunia menurut pendapatan operasi.
- Angkutan kargo: perusahaan terbesar untuk pengangkutan kargo internasional tanpa integrasi. Dengan integrasi, Air France-KLM merupakan yang terbesar ketiga setelah FedEx dan UPS.
- Perawatan dan perbaikan pesawat: operator multi-layanan terbesar.
Daftar isi |
[sunting] Sejarah
Templat:ProseTimeline Air France dibentuk tanggal 7 Oktober 1933 sebagai pergabungan dari Air Orient, Compagnie Générale Aéropostale, Société Générale de Transport Aérien (SGTA) - perusahaan maskapai komersial pertama di Perancis yang didirikan dengan nama Lignes Aériennes Farman tahun 1919 - Air Union dan Compagnie Internationale de Navigation Aérienne (CIDNA). Anggota konstituen telah membuat jaringan di Eropa, hingga koloni Perancis di Afrika Utara dan lainnya.
Selama Perang Dunia II, Air France pindah ke Casablanca, Maroko.
Tanggal 26 Juni 1945, semua perusahaan angkutan udara Perancis dinasionalisasikan. Tanggal 29 Desember 1945, dekrit pemerintah Perancis memberikan Air France pengelolaan semua jaringan angkutan udara Perancis.
Air France menunjuk awak kabin pertamanya pada 1946. Di tahun yang sama, maskapai ini membuka terminal udara baru di Les Invalides di pusat Paris. Terhubung dengan Bandar Udara Paris Le Bourget, basis operasi dan perawatan pertama Air France, dengan bus. Pada waktu itu jaringan ini mencakup 160.000 km, dianggap menjadi yang terpanjang di dunia.[6]
Société Nationale Air France didirikan tanggal 1 Januari 1946.
Air France meresmikan penerbangan terjadwal langsung antara Paris dan New York pada 1 Juli 1946. Pesawat bermesin piston Douglas DC-4 menempuh rute itu kurang dari 20 jam.[6]
Tahun 1946 dan 1948, pemerintah Perancis mengizinkan pembentukan dua maskapai pribadi: Transports Aériens Internationaux - kemudian Transports Aériens Intercontinentaux (TAI) - dan SATI (yang menjadi Union Aéromaritime de Transport [UAT] tahun 1949).[6]
Tahun 1948 Air France mengoperasikan salah satu armada terbanyak di dunia, 130 pesawat.[6]
Compagnie Nationale Air France dibentuk oleh hukum parlemen 16 Juni 1948. Awalnya, pemerintah memegang 70% sahamnya. Di tahun-tahun berikutnya, pemegangan saham langsung dan tak langsung negara Perancis hampir mencapai 100%. Di pertengahan 2002, negara memegang 54%.[6][7]
Tanggal 4 Agustus 1948 Max Hymans ditunjuk sebagai presiden. Selama 13 tahun ia menjalankan modernisasi pada perkenalan pesawat jet. Tahun 1949 perusahaan ini menjadi pendiri Société Internationale de Télécommunications Aéronautiques (SITA).[6]
Tahun 1952 Air France memindahkan operasi dan perawatannya ke Terminal Selatan Bandar Udara Paris Orly. Pada waktu itu jaringannya telah meluas, mencakup 250.000 km.[6]
Tanggal 26 September 1953 pemerintah menginstuksikan Air France berbagi rute jarak jauh dengan maskapai pribadi baru. Ini diikuti oleh persetujuan oleh Kementerian Pekerjaan dan Angkutan Umum kepada Air France, Aigle Azur, TAI dan UAT, dimana sejumlah rute menuju Afrika, Asia dan Pasifik dipindahkan.[6]
Tanggal 23 Februari 1960 Kementerian Pekerjaan dan Angkutan Umum memindahkan monopoli domestik Air France ke Air Inter. Untuk mengimbanginya, Air France diberikan saham di Air Inter. Tanggal 24 Februari 1960 Air France diminta membagi rute Afrika dengan Air Afrique dan UAT.[6][7]
Tanggal 1 Februari 1963 pemerintah mengembalikan pembagian rute antara Air France dan pesaing sektor pribadinya. Air France menghentikan penerbangan menuju Afrika Barat (dengan pengecualian Senegal), Afrika Tengah (kecuali Burundi dan Rwanda), Afrika bagian Selatan (termasuk Afrika Selatan), Libya di Afrika Utara, Bahrain dan Oman di Timur Tengah, Sri Lanka (dikenal sebagai Ceylon) di Asia Selatan, Indonesia, Malaysia dan Singapura di Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru juga Kaledonia Baru dan Tahiti. Rute tersebut diberikan kepada UTA (hasil pergabungan TAI dan UAT). UTA juga memperoleh hak eksklusif antara Jepang, Kaledonia Baru dan Selandia Baru, Afrika Selatan dan pulau Réunion di Samudera Hindia, juga Los Angeles dan Tahiti.[6][7]
Sejak 1974 Air France mulai memindahkan operasinya ke Bandara Charles de Gaulle. Pada awal 1980-an hanya Corsica, Martinique, Guadeloupe, kebanyakan penerbangan dari Guyana Perancis, Réunion, wilayah Maghreb, Eropa Timur (kecuali USSR), Eropa Selatan (kecuali Yunani dan Italia) dan penerbangan satu hari ke New York JFK tetap di Orly.
Tanggal 21 Januari 1976 Air France mengoperasikan penerbangan angkutan supersonik (SST) pertamanya pada rute Paris Charles de Gaulle menuju Rio (melalui Dakar). Penerbangan supersonik dari Paris CDG ke New York JFK (satu-satunya penerbangan Concorde yang tersisa hingga berakhir) juga dari Paris CDG ke Washington D.C. mengikuti di tahun berikutnya. Paris menuju New York ditempuh dalam 3 jam dan 23 menit, dua kali kecepatan suara. Persetujuan penerbangan ke Amerika Serikat awalnya tertunda karena protes kebisingan. Akhirnya, penerbangan ke Mexico City melalui Washington, D.C. dimulai juga.
Air France telah bertukar kode dengan sejumlah maskapai regional Perancis. TAT adalah salah satunya. Maskapai itu menyetujui warna pesawat Air France pada beberapa pesawatnya dalam rute internasional regional Air France.[8]
Tahun 1983, ulang tahun setengah abad Air France, tenaga kerjanya mencapai lebih dari 34.000 orang, armadanya sekitar 100 pesawat jet (termasuk 33 Boeing 747) dan jaringan 634.400 km-nya melayani 150 kota di 73 negara. Ini menjadikan Air France sebagai maskapai penumpang terjadwal terbesar keempat di dunia, juga maskapai kargo terjadwal terbesar kedua.[6]
Tahun 1986 pemerintah mengeluarkan kebijakan tak terduga dalam pembagian hak lalu lintas untuk penerbangan terjadwal antara Air France, Air Inter dan UTA, tanpa kelebihan rute. Keputusan ini membuka beberapa rute menguntungkan Air France yang sebelumnya terkena hukuman monopoli pemerintah sejak 1963 dan yang terletak dalam lingkaran eksklusif berpengaruh, kepada maskapai pesaing, khususnya UTA. Perubahan ini membolehkan UTA meluncurkan penerbangan terjadwal ke kota-kota baru dalam lingkaran Air France, dalam kompetisi dengan maskapai itu. Paris-San Francisco menjadi rute pertama UTA yang dilayani dalam persaingan dengan penerbangan tanpa henti Air France dari Paris. Air France menanggapinya dengan memperluas beberapa penerbangan tanpa henti Paris-Los Angeles ke Papeete, Tahiti, yang bersaing dengan UTA dalam rute Los Angeles-Papeete. Kemampuan UTA untuk mengamankan hak lalu lintas di luar lingkaran sebelumnya dalam persaingan dengan Air France adalah hasil dari kampanye hingga pelobian pemerintah untuk mengizinkannya tumbuh cepat, menjadi lebih dinamis dan semakin menguntungkan. Hal ini dikecam Air France.[9]
Tanggal 12 Januari 1990 penerbangan Air France milik pemerintah, Air Inter semi-umum dan UTA pribadi bergabung menjadi Air France yang lebih besar.[10] Pengambilan alih Air France terhadap UTA dan Air Inter adalah bagian dari rencana pemerintah awal 1990-an untuk membentuk maskapai penerbangan nasional bersatu dengan ekonomi skala dan pencapaian global hingga ancaman balik potensial dari liberalisasi pasaran angkutan udara internal UE.[11]
Tanggal 31 Agustus 1994 Stephen Wolf, bekas CEO United Airlines, ditunjuk menjadi penasihat pimpinan grup Air France Christian Blanc. Wolf telah berpengalaman dengan pengenalan operasi hub and spoke Air France di Paris Charles de Gaulle (Wolf mengundurkan diri tahun 1996 untuk menduduki jabatan CEO di US Airways).[12][13]
Sebuah perusahaan holding baru, Groupe Air France, dibentuk oleh dekrit 25 Juli 1994. Groupe Air France beroperasi tanggal 1 September 1994. Perusahaan ini memperoleh sebagian besar saham grup Air France pada Air France dan Air Inter (berubah nama menjadi Air France Europe).
Tahun 1997 Air France Europe dimasukkan dalam Air France.
Tanggal 10 Februari 1999 pemerintahan Sayap Kiri Lionel Jospin menyetujui privatisasi sebagian maskapai. Sahamnya terdaftar pada bursa efek Paris pada 22 Februari 1999.
Bulan Juni 1999 Air France dan Delta Air Lines membentuk kemitraan transatlantik bilateral. Tanggal 22 Juni 2000, terjadi perluasan hingga aliansi maskapai penerbangan global SkyTeam.[6].[2]
[sunting] Pergabungan Air France-KLM
Tanggal 30 September 2003, Air France dan KLM Royal Dutch Airlines dari Belanda, mengumumkan penggabungan kedua maskapai, perusahaan baru yang dinamai Air France-KLM. Penggabungan ini dilaksanakan pada 5 Mei 2004. Pada waktu itu bekas pemegang saham Air France memegang 81% saham firma baru itu (44% negara Perancis, 37% pemegang saham pribadi), bekas pemegang saham KLM sisanya. Keputusan pemerintah Jean-Pierre Raffarin untuk mengurangi pemegangan saham negara Perancis pada bekas grup Air France dari 54.4% hingga 44% di Air France-KLM Group secara efektif menjadikan pribadi maskapai baru itu. Bulan Desember 2004 negara menjual 18.4% saham di Air France-KLM. Pemegangan saham negara kepada Air France-KLM jatuh di bawah 20%.[2]
Air France-KLM merupakan maskapai terbesar di dunia dalam penghasilan operasi, dan yang terbesar ketiga (terbesar di Eropa) dalam kilometer penumpang.[2]
Air France-KLM adalah bagian dari aliansi SkyTeam dengan Aeroflot, Delta Air Lines, Aeroméxico, Korean Air, Czech Airlines, Alitalia, Northwest Airlines, China Southern Airlines, Air Europa dan Continental Airlines. Air France dan KLM terus terbang dengan nama merek masing-masing.
[sunting] Kerjasama pembagian penghasilan dan keuntungan transatlantik baru
Tanggal 17 Oktober 2007, pembentukan usaha bersama transatlantik pembagian penghasilan dan keuntungan terintegrasi antara Air France-KLM dan Delta Air Lines diumumkan selama konferensi pers di kantor Air France-KLM di Roissy-Charles de Gaulle. Kerjasama ini akan berlaku pada 29 Maret 2008. Hal ini akan memberikan kesempatan transatlantik baru untuk mengambil sebagian besar saham lalu lintas bisnis jarak jauh menguntungkan dari Bandar Udara Heathrow London, yang akan dibuka kepada persaingan tanpa larangan di hari itu sebagai hasil dari pakta "Langit Terbuka" antara UE dan AS. Telah dipertimbangkan bahwa Air France dan Delta, juga anggota SkyTeam, Continental dan Northwest, akan memulai sembilan perjalanan pulang pergi per hari antara Heathrow dan kota-kota di AS, termasuk layanan harian Heathrow-Los Angeles oleh Air France. Setelah kerjasama Air France-Delta yang baru telah menerima hukum penentangan penggabungan, mereka akan memeprluas jaringannya ke dua mitra SkyTeam transatlantik lainnya. Hal ini akan membolehkan keempat anggota untuk terbang bertukar kode juga berbagi penghasilan dan keuntungan.[14][15]
Kerjasama transatlantik baru menandai perluasan besar kedua Air France-KLM Group di pasaran London, setelah peluncuran rute jarak pendek CityJet dari Bandar Udara London City yang ditujukan pada pelancong bisnis di industri layanan keuangan City.[14]
[sunting] Kota tujuan
Kebanyakan penerbangan internasional Air France beroperasi dari Paris Charles de Gaulle. Air France juga memiliki peranan besar di Paris Orly dan Lyon Saint-Exupéry. Beberapa penerbangan beroperasi di Bandara Nice Côte d'Azur. Air France telah mengumumkan penerbangan harian langsung dari London-Heathrow ke Los Angeles, sejalan dengan perjanjian OpenSkies baru. Penerbangan ini adalah hasil tukar kode dengan Delta Air Lines, yang juga memulai penerbangan jarak jauh di Heathrow.
[sunting] Armada
[sunting] Penumpang
Armada penumpang Air France pada Desember 2007:[16]
Pesawat | Jumlah | Penumpang (Utama/Bisnis/Ekonomi) |
Rute | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Airbus A318-100 | 18 | 118* 123 |
Jarak pendek-menengah Eropa, Afrika |
|
Airbus A319-100 | 39 | 133* - 136* 138 - 142 |
Jarak pendek-menengah Afrika, Eropa, Timur Tengah |
(7 pesanan Air Algerie) |
Airbus A319-115LR | 6 | 79 (28/51) | Layanan Khusus | Dilengkapi dengan kursi goyang gaya lama pada kelas bisnis |
Airbus A320-100/200 | 68 (46 pesanan) |
160* - 166* 165 - 172 |
Jarak pendek-menengah Afrika, Karibia,[17] Eropa, Timur Tengah |
|
Airbus A321-100/200 | 15 | 196* - 200* 206 |
Jarak pendek-menengah Afrika, Eropa, Timur Tengah |
|
Airbus A330-200 | 16 | 222 (40/182) | Jarak jauh Chicago, Detroit, Dubai, Houston, New York City, Philadelphia, Rio de Janeiro, Seattle, Tokyo (Winter) dan beberapa rute jarak jauh Afrika |
|
Airbus A340-300 | 19 | 272 (36/236) 289 (30/259) |
Jarak jauh Antananarivo, Atlanta, Bangkok (Summer), Bogota, Cayenne, Chicago, Guangzhou, Los Angeles, Montreal, New York City, Papeete, San Francisco (Musim Dingin), Sao Paulo, Tehran, Tokyo (Musim Panas) Toronto (Musim Dingin), dan rute Afrika jarak jauh |
|
Airbus A380 | (12 orders) (2 pilihan) |
538 (9/80/449) [18] | Jarak jauh | Beroperasi: April 2009 Paris-Montreal & New York |
Boeing 747-400 | 10 | 433 (39/394) 474 (17/457) |
Jarak jauh Bangkok (Musim Dingin), Boston, Caracas, Delhi, La Havana, Mauritius, Miami, Montreal (x2), Rio de Janeiro, San Francisco (Summer), Santo Domingo, Seoul, Toronto (Musim Panas) |
Akan dikeluarkan Pesawat pengganti: Airbus A380 Boeing 777-300ER |
Boeing 777-200ER | 25 | 264 (4/49/211) | Jarak jauh Beijing, Dubai, Hong Kong, Houston, Mexico, Montreal, Mumbai, New York City, Santiago, Seoul, Shanghai, Tokyo, Washington, DC, Los Angeles |
|
Boeing 777-300ER | 25 (25 pesanan) |
310 (8/67/235) 325 (8/67/250) 472(14/36/422) |
Jarak jauh Beijing, Buenos Aires, Fort de France, La Réunion, Los Angeles, Montreal, Mumbai, New York City, Osaka, Pointe à Pitre, Sao Paulo, Seoul, Singapura, Tokyo |
Pengguna pertama |
*Pesawat jarak pendek mengatur jumlah kursi L'Espace Affaires berdasarkan permintaan.
Usia rata-rata armada Air France adalah 9.1 tahun pada Maret 2008.[19]
[sunting] Kargo
Pesawat | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|
Boeing 747-400BCF | 4 | 2 lainnya ditambah setelah ditukar dari konfigurasi penumpang ke kargo |
Boeing 747-400ERF | 6 | Meliputi satu pesawat sewaan dari KLM hingga 2008 |
Boeing 777F | (10 pesanan) | Akan dikirim |
[sunting] Pesanan
- Tanggal 24 Mei 2007 Air France mengumumkan bahwa mereka berencana mengeluarkan 747 pada 2012, dan menaruh pesanan untuk 13 Boeing 777-300ER tambahan dan lima Boeing 77-300F. Maskapai ini juga telah menukar pilihan untuk dua A380 menjadi pesanan resmi. Ini akan membawa jumlah pesawat untuk Air France menjadi 33 Boeing 777-300ER, 10 Boeing 777-200F, dan 12 A380-800.[20]
- Air France telah memesan 12 Airbus A380, dengan pilihan untuk dua pesawat. Pengiriman dimulai tahun 2009. A380 akan digunakan dari Paris ke Montréal dan New York dan setelah pesawat lainnya dikirim, menuju Beijing dan Tokyo.[21]
- Tanggal 20 Mei 2005 Air France menandatangani perjanjian dengan Boeing yang menginginkan tiga bekas pesawat Boeing 747-400 Combi - beroperasi dalam konfigurasi penumpang - ditukar menjadi model Boeing 747-400SF Special Freighter. Pesawat yang dimodifikasi itu akan menghapus armada yang tersisa, mempertua pesawat angkut Boeing 747-200F.[22]
- Tanggal 23 Mei 2005 Air France setuju membeli lima 777 Freighters (dengan tiga pilihan), menjadikannya pengguna pertama 777 Freighter bersama dengan Air Canada, yang memesan dua. Air Canada kemudian membatalkan pesananya karena restrukturisasi bangkrut. Pengiriman pertama tahun 2008, memulai penggantian armada Boeing 747-200F maskapai.[22]
[sunting] Sejarah armada
Air France memasuki era jet tahun 1953 dengan De Havilland Comet seri 1, pesawat jet pertama di dunia.
Maskapai ini memulai operasi jet pertamanya tahun 1960 dengan Sud Aviation Caravelle dan Boeing 707. Maskapai ini juga operator besar pesawat baling-baling Vickers Viscount.
Air France awalnya mengoperasikan Boeing 747. Mengoperasikan salah satu armada 747 terbanyak di dunia.
Tahun 1974 Air France menjadi pengguna pertama pesawat berbadan lebar dan bermesin dua Airbus A300, pesawat komersial pertama Airbus Industrie. Air France adalah pengguna pertama pesawat berbadan sempit Airbus A320 terbang-dengan-kabel (FBW), bersama Air Inter dan British Caledonian. Maskapai ini menjadi yang pertama dikirimi A320 bulan Maret 1988.
Tahun 1976 Air France menjadi satu dari dua maskapai - British Airways - yang memperkenalkan BAC-Aérospatiale Concorde Inggris-Perancis, pesawat supersonik pertama di dunia, dan memasuki penerbangan komersial.
Lima Concorde Air France didaratkan tanggal 31 Mei 2003, sebagai akibat permintaan yang berkurang setelah kecelakaan tahun 2000, juga harga bahan bakar dan perawatan yang meningkat. Tetapi, dipercayai kekhawatiran pimpinan Air France, Jean-Cyril Spinetta terhadap dugaan kejahatan dalam kecelakaan Concorde lainnya adalah akibat sebenarnya. Keputusan Airbus untuk menghentikan armada Concorde memaksa British Airways mengeluarkan armadanya sendiri. Keputusan Airbus menghentikan perakitan Concorde keluar ketika British Airways selesai merenovasi interior pesawat dan menginvestasikannya dalam modifikasi setelah kecelakaan 2000. British Airways melakukan penerbangan Concorde terakhir tanggal 24 Oktober 2003. Concorde F-BVFA dikirim ke Steven F. Udvar-Hazy Center, sebuah anak museum dari Museum Udara & Antariksa Nasional di Chantilly, Kabupaten Fairfax, Virginia, Amerika Serikat, dekat Bandara Dulles Washington. F-BVFB diberikan ke Sinsheim Auto & Technik Museum di Jerman, F-BTSD ke Musée de l'Air et de l'Espace di Paris, sementara F-BVFC dikembalikan ke pabrik Airbus di Toulouse. F-BVFF hanya satu-satunya pesawat yang tersisa di Charles de Gaulle.[23]
Air France menandatangani pengguna pertama untuk "superjumbo" Airbus A380 pada 2001.[24]
Air France telah memulai proses pengeluaran Boeing 747 dari armadanya, digantikan oleh Boeing 777-300ER. Sebuah surat permohonan telah ditandatangani untuk pembelian 6 747 dan ditukar ke pesawat kargo dan berharap dapat mengeluarkan semua 747 tahun 2013.[25]
[sunting] Kabin
Air France memiliki tiga kelas utama penerbangan internasional: L'Espace Première (Pertama), L'Espace Affaires (Bisnis), dan Tempo (Ekonomi). Penerbangan jarak pendek Eropa memiliki kelas Tempo. Untuk penerbangan ke Karibia dan Samudera Hindia, sebuah kelas ekonomi premium, Alizé, juga ditambahkan.[26] Hiburan dalam pesawat melalui AVOD (Audio Video on Demand) tersedia di kabin-kabin tertentu.
[sunting] L'Espace Première
L'Espace Première, produk kelas pertama jarak jauh Air France, tersedia pada pesawat Boeing 777-300ER dan Boeing 777-200ER. Kabin L'Espace Première memiliki empat hingga delapan kursi kayu dan kain yang dapat direntangkan 180°, membentuk tempat tidur sepanjang dua meter. Setiap kursi memiliki layar TV sentuh 10.4" dengan permainan interaktif dan AVOD, sebuah divider pribadi, fitur pijat otomatis, lampu baca, laci penyimpanan, headphone, telepon pribadi, dan kabel laptop. Layanan makanan À la carte memiliki entrée yang dibuat oleh koki Guy Martin. Layanan tambahan meliputi matras, duvet dan bantal. Akses lounge pribadi diberikan di seluruh dunia.
[sunting] L'Espace Affaires
L'Espace Affaires, produk kelas bisnis jarak jauh Air France, tersedia pada pesawat Airbus A330, Airbus A340, Boeing 747-400, Boeing 777-200ER, dan Boeing 777-300ER. L'Espace Affaires memiliki kursi yang dapat direntangkan sepanjang dua meter. Setiap kursi memiliki layar TV sentuh 10.4" dengan permainan interaktif dan AVOD, lampu baca, laci penyimpanan, headphone, telepon pribadi, dan kabel laptop. Layanan makanan terdiri dari makanan tiga pilihan dan keju, atau menu ekspres yang diberikan setelah lepas landas.
[sunting] Tempo
Tempo, produk kelas ekonomi Air France, memiliki kursi yang dapat direntangkan 118°. Kursi TEmpo jarak jauh, yang dipasang pada Boeing 777-300ER, memiliki sandaran kepala, telepon pribadi, layar TV sentuh dengan permainan interaktif dan AVOD, dengan film dan program yang dimulai setiap 15 menit. Layanan Tempo jarak pendek dioperasikan oleh pesawat keluarga Airbus A320 dengan pengaturan kursi berbeda. Air France adalah satu dari beberapa maskapai yang memiliki sandaran kepala pada pesawat jarak pendek di kedua kelas. Pada penerbangan jarak pendek, makanan dingin tiga pilihan diberikan. Pada penerbangan jarak jauh terdapat pilihan antara dua makanan utama bila tersedia. Minuman bebas alkohol tersedia di setiap penerbangan. Pada penerbangan 10.5 jam, layanan buffet makanan ringan tersedia di daput tapi tidak selalu beroperasi.
[sunting] Alizé
Alizé, produk ekonomi premium Air France, tersedia pada penerbangan ke Karibia dan Samudera Hindia (seperti Antilles, Guyana Perancis, dan Mauritius). Di Boeing 777-300ER, kabin Alizé terletak di depan kabin Tempo dan memiliki 36 kursi. Kursi Alizé dapat direntangkan 123° dan sandaran kaki. Minuman setelah keberangkatan, dan makanan, juga bantal dan selimut diberikan.
[sunting] Perjanjian pertukaran kode
Sebagai tambahan bagi Brit Air, CityJet, Régional, dan anggota aliansi SkyTeam, Air France memberikan kerjasama frequent flyer dengan maskapai berikut:
|
|
[sunting] Subsidiari
Atas kerjasama dengan afiliasi Belanda, Transavia, Air France akan meluncurkan subsidiari bertarif rendah baru yang dipusatkan di Paris Orly dan memulai operasinya pada Mei 2007 dengan layanan rute wisata di Mediterania dan Afrika Utara. Maskapai ini akan mengoperasikan pesawat Boeing 737-800 "Next Generation". Transavia memegang 40% saham, dengan Air France sisanya.
[sunting] Insiden dan kecelakaan
Terdapat beberapa insiden dan kecelakaan yang melibatkan pesawat atau penerbangan Air France. Dua belas kecelakaan berakibat fatal.[27]
Kecelakaan dan insiden besar yang dipilih tertulis di bawah:
- Tanggal 27 Oktober 1949 petinju Marcel Cerdan, pemain biola Ginette Neveu, beberapa anggota Barnum & Bailey Circus dan salah seorang pimpinan Walt Disney Studios Kay Kamen[28] tewas ketika Air France jatuh ke pegunungan setelah dua usaha pendaratan yang gagal di bandara Pulau São Miguel di Azores. [1]
- Pada malam 12 Juni 1950 dan 14 Juni 1950, secara bersamaan, dua Air France Douglas DC-4 (registrasi F-BBDE dan F-BBDM) jatuh ke laut lepas Bahrain ketika berusaha mendarat, dengan kematian 86 orang seluruhnya (Kecelakaan pertama menewaskan 40 dari 53 penumpang dan yang kedua 46 dari 52 penumpang. Kedua pesawat mengoperasikan rute Air France Karachi, Pakistan ke Bahrain dari sektor internasional terjadwal Saigon, Vietnam - Paris). Penyelidik kecelakaan menyimpulkan bahwa pilot tidak menstabilkan ketinggian pesawat hingga lampu landasan terlihat selama pendaratan ke Bahrain di kecelakaan pertama, dan pilot tidak melakukan pemeriksaan akurat terhadap ketinggian dan nilai turun pesawat selama prosedur pendaratan di kecelakaan kedua. [2][3][4]
- Tanggal 3 Februari 1951, sebuah Douglas DC-4 (registrasi F-BBDO) mengoperasikan penerbangan terjadwal Douala, Kamerun ke Niamey, Niger, pesawat menabrak Pegunungan Kamerun setinggi 13.354 kaki dekat Bouea, Kamerun, barat Douala, pada ketinggian 8.500 kaki (2.600 m). Pesawat hancur, menewaskan kesemua 29 penumpang. Pegunungan ini setengah terlihat dari kokpit ketika kabut menyelimutinya. Sudah sangat terlambat untuk naik ke atas pegunungan ketika awak kabin melihatnya. Meskipun pilot melakukan aksi pencegahan dengan belok tajam ke kiri, pesawat menabrak dataran tinggi curam dengan sayap kirinya. Penyelidik kecelakaan menyimpulkan bahwa awak mengikuti prosedur yang tak akurat dan bergantung pada navigasi yang mampu. Para penyelidik terus menyatakan bahwa awak kabin tidak mengecek draf. Lebih lagi, mereka mengatakan kesalahan keputusan awak kabin dan terlalu percaya diri ketika terbang di atas jaringan pegunungan sebagai faktor pendukung tambahan.[5]
- Tanggal 3 Maret 1952, sebuah SNCASE SE-161 Languedoc (registrasi F-BCUM) yang mengoperasikan penerbangan penumpang domestik terjadwal dari Bandar Udara Nice Le Var menuju Bandar Udara Paris Le Bourget jatuh setelah lepas landas dengan kematian semua 38 penumpang. Setelah lepas landas dari Bandara Le Var, pesawat mulai berbelok ke kiri. Hal tersebut meningkat hingga pesawat terbalik dan jatuh. Penyelidik kecelakaan menyatakan kerusakan aileron terkunci pesawat ke kiri, sebagai hasil dari kesalahan mekanik terhadap rancangan.[6]
- Tanggal 29 April 1952, sebuah Douglas C-54A (registrasi F-BELI) mengoperasikan sebuah penerbangan terjadwal Jerman dari Bandar Udara Frankfurt Rhein-Main ke Bandar Udara Berlin Tempelhof diserang oleh dua pesawat tempur MiG 15 Soviet ketika melewati salah satu wilayah udara Sekutu di Jerman Timur. Meskipun serangan ini telah merusak pesawat, mematikan mesin nomor tiga dan empat, pilot pesawat berusaha melakukan pendaratan darurat di Bandar Udara Tempelhof Berlin Barat. Inspeksi terhadap kerusakan pesawat di Tempelhof menemukan bahwa pesawat telah ditembak 89 kali dari MiG Soviet selama serangan udara. Tidak ada korban jiwa dari 17 penumpang (enam awak kabin, sebelas penumpang) pada serangan itu. Pihak militer Soviet yang menyatakan serangan terhadap pesawat sipil tanpa senjata ini mengklaim pesawat Air France di luar wilayah udara ketika serangan.[7]
- Tanggal 1 September 1953, sebuah Lockheed L-749A Constellation (registrasi F-BAZZ) mengoperasikan bagian Paris-Nice dari penerbangan penumpang terjadwal internasional ke Hong Kong jatuh ke Gunung Cemet, Perancis, dengan kematian semua 42 penumpang di dalamnya. Kecelakaan terjadi ketika pilot bersiap-siap mendarat di bandara Côte d'Azur Nice, perhentian terjadwal pertama pesawat. Penyelidikan kecelakaan menyalahkan "penerbangan terkontrol ke daratan (CFIT)" sebagai penyebab.[8]
- Tanggal 8 April 1957, sebuah Douglas C-47B (registrasi F-BEIK) mengoperasikan penerbangan penumpang Aljazair internal terjadwal dari Biskra kehilangan ketinggian setelah lepas landas dan jatuh satu mil dari landasan bandara dengan kematian 34 jiwa.[9]
- tanggal 31 Mei 1958, sebuah Douglas C-47A (registrasi F-BHKV) mengoperasikan penerbangan penumpang Aljazair internal non-terjadwal dari Algiers ke Colomb-Béchard jatuh dekat Molière dengan kematian 15 jiwa.[10]
- Tanggal 29 Agustus 1960 sebuah Lockheed L-1049G Super Constellation (registrasi F-BHBC) mengoperasikan penerbangan AF343 dari Paris ke Abidjan, Pantai Gading (Côte d'Ivoire), melalui Dakar, Senegal, jatuh ke laut dengan kematian 63 jiwa ketika pilot pesawat berusaha mendarat untuk kedua kalinya di Bandar Udara Yoff Dakar.[11]
- Tanggal 10 Mei 1961 sebuah Lockheed L-1649A Starliner (registrasi F-BHBM) mengoperasikan bagian Fort Lamy (sekarang N'Djamena), Chad, menuju Marseille Marignane dari rute Air France Brazzaville, Kongo - Paris dan AF406 jatuh di gurun Sahara dekat Edjele, Aljazair, dengan kematian 78 jiwa. Pesawat terbang pada ketinggian 20.000 kaki (6.100 m) ketika ekor pesawat rusak. Hal itu terjadi ketika penerbangan dan jatuh di gurun Sahara. Penyelidik kecelakaan percaya bahwa ekor pesawat terpisah dari keseluruhan badan pesawat sebagai hasil dari ledakan alat peledak nitroselulosa.[12]
- Tanggal 12 September 1961, sebuah Sud Aviation SE-210 Caravelle III (registrasi F-BJTB) mengoperasikan rute Paris Orly-Rabat-Casablanca dengan penerbangan AF2005 jatuh dekat Bandar Udara Sale Rabat dengan kematian 77 penumpang di dalamnya. Pada waktu kecelakaan, suasana di sekitar wilayah tidak ramah karena kabut tebal dan rendah. Kondisi cuaca yang kurang mengurangi pandangan ke depan dan atas. Pilot pesawat memberitahukan ATC bahwa ia ingin menerobos NDB. Pesawat hancur oleh kebakaran setelah jatuh ketika menghantam tanah, menewaskan semua penumpang. Penyelidik kecelakaan menyatakan kesalahan membaca instrumen pilot adalah sebabnya.[13]
- Tanggal 3 Juni 1962, sebuah Boeing 707-328 sewaan (registrasi F-BHSM) terbang dari Bandara Orly, Paris, Perancis, ke Bandar Udara Hartsfield-Jackson, Atlanta, AS, jatuh di Orly ketika lepas landas. 130 dari 132 penumpang tewas. Dua awak kabin yang duduk di aft (ekor atau belakang) pesawat selamat. Penyelidikan menemukan servo motor, yang membawa pada elevator trim yang tak terkendali (dan tak sesuai). Garis rem sepanjang 1.500 kaki (457 m) ditemukan di landasan, menandai bahwa awak kabin mencoba membatalkan lepas landas. Pesawat berbelok ke kanan sekitar tujuh kaki (dua m) dari tanah, menyebabkan sayap kanannya menghantam tanah. Jatuh 50 yard (45 m) dari landasan dan meledak. [14]
- Tanggal 22 Juni 1962, Air France Penerbangan 117, beroperasi dengan Boeing 707-328 (registrasi F-BHST), jatuh ke hutan di sebuah bukit pada ketinggian 4.000 kaki (1.200 m) selama cuaca buruk, ketika berusaha mendarat di Point-à-Pitre, Guadeloupe, Hindia Barat, menewaskan 113 penumpang di dalamnya. Pesawat melaksanakan pendaratan NDB tanpa ketepatan. Sebuah stasiun VOR yang tak berfungsi dan penerimaan NDB yang kurang karena badai guntur di wilayah itu dinyatakan sebagai sebab kecelakaan. [15][16]
- Tanggal 6 Maret 1968, sebuah Boeing 707-328C (registrasi F-BLCJ) mengoperasikan rute Point-à-Pitre, Air France Penerbangan 212 menabrak lembah selatan Pegunungan La Soufrière pada ketinggian 3.937 kaki, 27.5 km SBD Bandar Udara Le Raizet dengan kematian 63 penumpang. Ketika ATC membolehkan awak kabin melakukan pendekatan visual menurun dari FL90 dan melewati Saint Claude di ketinggian 4.400 kaki (1.300 m). Penyelidik kecelakaan menyatakan prosedur pendekatan visual pada malam hari ketika menurun dimulai dari titik identifikasi yang salah sebagai penyebab yang mungkin.[17]
- Tanggal 11 September 1968, sebuah Sud Aviation SE-210 Caravelle III (registrasi F-BOHB) mengoperasikan rute domestik Ajaccio, Corsica - Nice, AF1611 jatuh ke laut dekat Cap d'Antibes lepas pantai Nice dengan kematian seluruh 95 orang di dalamnya. Kecelakaan terjadi ketika awak kabin mencoba pendaratan darurat di Bandar Udara Côte d'Azur, setelah penemuan kebakaran dalam pesawat di kabin belakang 21 menit setelah lepas landas dari Ajaccio. Penyelidik kecelakaan percaya bahwa kebakaran berawal di kamar mandi bagian kanan dan dapur.[18]
- Tanggal 4 Desember 1969, sebuah Boeing 707-328B (registrasi F-BHSZ) mengoperasikan rute Caracas-Point-à-Pitre, Air France Penerbangan 212 jatuh ke laut setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Simon Bolivar dengan kematian semua 62 penumpang di dalamnya.[19]
- Tanggal 12 Juni 1975, sebuah Boeing 747-128 (registrasi N28888) mengoperasikan rute Bombay (sekarang Mumbai), India, dan Tel Aviv, Israel, penerbangan AD193 ke Paris Charles de Gaulle hangus terbakar di darat di Bandar Udara Santa Cruz Bombay, setelah lepas landas yang dibatalkan. Roda nomor sebelas pesawat di badan pesawat bawah bagian kanan tidak bergerak ketika awak kabin melakukan belokan 180 derajat di ujung landasan 27 Bandara Santa Cruz. Ketika awak kabin memulai lepas landas, roda nomor dua belas pesawat juga tidak bergerak. Pada waktu itu roda dan rem pesawat menyentuh langsung landasan, dan memulai kebakaran. Ketika hal tersebut diketahui awak, mereka membatalkan lepas landas. Lamanya pematian mesin, juga pengerahan pemadam kebakaran bandara yang lambat, menyebabkan kebakaran terus menyebar, membawa kehancuran total pesawat. Tidak ada kematian dari 394 penumpang (18 awak kabin) dan 376 penumpang).[20]
- Tanggal 27 Juni 1976, sebuah Airbus A300 (registrasi F-BVGG) mengoperasikan peenrbangan AF139 dari Tel Aviv ke Paris melalui Athena dibajak setelah berangkat ke Athena. Setelah mengisi bahan bakar di Benghazi, Libya para pembajak meminta diterbangkan ke Entebbe, Uganda. Seorang sandera dibebaskan di Benghazi dan di Uganda 155 sandera non Israel atau Yahudi dibebaskan. Awak kabin masih bersama sandera setelah Kapten Bacos memaksa ia bertanggungjawab atas mereka. Setelah beberapa hari bernegosiasi dan diplomasi diplomatis Israel mengirim pasukan ke Entebbe untuk membebaskan mereka. Selama serangan kesemua 6 pembajak tewas juga 3 sandera. Pemimpin serangan juga tewas. Seorang sandera tidak terhitung. Ia telah dibawa ke Rumah Sakit Mulago sebelum serangan dan dibunuh atas perintah Idi Amin.
- Tanggal 18 Januari 1984, sebuah ledakan di kabin kargo Boeing 747 dari Karachi, Pakistan, ke Dhahran, Saudi Arabia, setelah meninggalkan Karachi membuat lubang di kabin kargo kanan belakang. Penurunan tekanan kabin menghasilkan penurunan pesawat ke 5.000 kaki (1.500 m). Pesawat kembali ke Karachi tanpa kematian dari 261 penumpang (15 awak dan 246 penumpang).[21]
- Tanggal 2 Desember 1985, sebuah kabel kontrol untuk mesin satu Boeing 747-228B (registrasi F-GCBC) tiba dari Paris-CDG rusak ketika mendarat di landasan 15 Bandar Udara Internasional Rio de Janeiro-Galeão, Brazil. Sebagai akibatnya, mesin berjalan dengan kecepatan penuh ketika pesawat jet mengerem, menyebabkan kehilangan kendali yang membawa pesawat keluar landasan dan jatuh ke parit, sebelum menabrak perintang beton di apron kargo bandara, salah satu sayapnya hampir menyentuh bangunan dengan bahan-bahan mudah terbakar dan sangat dekat dengan stasiun pengisian bahan bakar untuk kendaraan darat Varig. Kesemua 273 penumpang dan awak dievakuasi tanpa mengalami luka-luka, tetapi pesawat ini langsung dikeluarkan. Di hari-hari berikutnya, Air France dikritik oleh pers Brazil karena cepat sekali memutihkan nama perusahaan di pesawat untuk menghindari publisitas buruk. Diantara penumpang adalah bekas pelatih tim sepakbola nasional Brazil Telê Santana dan pengarah dan penulis teater Augusto Boal.[22]
- Tanggal 26 Juni 1988, Penerbangan 296, Airbus A320-111 (registrasi F-GFKC) jatuh dekat bandara Mulhouse Habsheim, di wilayah perbatasan Perancis-Jerman di Alsace. Kecelakaan terjadi selama pertunjukan udara ketika awak kabin melakukan flypast dengan ketinggian dan kecepatan yang rendah. Pesawat melewati bandara di cuaca cerah. Kemudian pesawat menabrak pohon di ujung landasan dan jatuh ke hutan, sebagai akibat terbang rendah, juga terlalu lambat. Tiga penumpang tewas dalam kecelakaan dan 50 lainnya terluka.[29]
- Tanggal 24 Desember 1994, Penerbangan 8969, sebuah Airbus A300B2-1C dibajak di Bandar Udara Houari Boumedienne di Algiers, Aljazair oleh empat teroris dari Kelompok Bersenjata Islam. Para teroris berencana menabrakkan pesawat F-GBEC ke Menara Eiffel pada Hari Tinju. Setelah usaha yang gagal meninggalkan Marseille setelah pertempuran hebat antara teroris dan Pasukan Khusus Perancis GIGN, GIGN menembak mati keempat teroris dan semua 173 sandera selamat setelah penyerangan ke pesawat di depan terminal, dimana penembak jitu menembak mati dua dari teroris itu. Dua teroris lainnya tewas oleh tembakan di kabin setelah sekitar dua puluh menit. Kerusakan pada pesawat yang hampir berusia lima puluh tahun itu menyebabkan pesawat itu tidak berharga lagi dan dikeluarkan.
- Tanggal 5 September 1996, sebuah insiden terjadi pada Boeing 747 di udara dekat Ouagadougou, Burkina Faso. Guncangan menyebabkan tiga penumpang luka-luka. Satu orang tewas kemudian, sebagai hasil luka yang berasal dari layar proyektor film dalam pesawat[23] [24].
- Tanggal 20 April 1998 sebuah penerbangan Air France dari Bandar Udara Eldorado Bogotá, Kolombia ke Quito, Ekuador, menggunakan pesawat yang disewa dari TAME dan diterbangkan oleh awak Ekuador, jatuh di pegunungan dekat Bogotá. Kesemua 43 penumpang dan 10 awak kabin tewas[25] [26].
- Tanggal 5 Maret 1999 sebuah Boeing 747-2B3F (SCD) kargo bekas UTA (registrasi F-GPAN) mengangkut angkutan bayar 66 ton kargo dalam penerbangan AF6734 dari Paris Charles de Gaulle ke Bandar Udara Chennai Meenambakkam, India, melalui Karachi, Paksitan dan Bandar Udara Bangalore Hindustan, India, jatuh ketika mendarat, dan terbakar. ATC Meenambakkam telah mengizinkan pesawat melakukan pendekatan ILS di landasan 07 bandara. Awak membatalkan pendekatan karena masalah teknis. Pesawat berputas untuk melakukan pendekatan kedua. Di ujung pendekatan kedua, hidung pesawat menyentuh landasan ketika mendarat karena roda depannya tidak terbuka atau terkunci. Pesawat meluncur sejauh 7.000 kaki (2.100 m) pada landasan sepanjang 13.050 kaki. Setelah berhenti, awak mencium bau asap di kokpit dan mulai memadamkannya. Kemudian, api menyala di bagian depan pesawat. Seorang awak kabin berusaha keluar dari kokpit melalui tangga tali. Empat awak lainnya diselamatkan oleh pemadam bandara dari belakang, sebelum api melahap seluruh pesawat. Para pemadam gagal memadamkan api, sehingga pesawat terbakar.[27][30]
- Tanggal 25 Juli 2000, Penerbangan 4590, sebuah Concorde (registrasi F-BTSC) sewaan dari bandara De Gaulle di Paris menuju Bandara JFK di New York jatuh setelah lepas landas di Gonesse, Perancis, menghantam sebuah hotel. Seluruh 109 penumpang tewas, termasuk empat orang di darat. Menurut laporan penyelidikan, penyebab utama adalah hancurnya salah satu roda karet utama pesawat, sebagai akibat dari berjalan dengan kecepatan tinggi dan melindas sebuah bagian yang jatuh dari pesawat sebelumnya selama lepas landas, dan merusak tangki bahan bakar oleh sepotong karet roda yang meledak, yang memicu kebocoran bahan bakar jet dan menyebabkan kehilangan kekuatan dorongan mesin nomor satu dan dua dengan cepat.[31]
- Tangal 2 Agustus 2005, Penerbangan 358, sebuah Airbus A340-313X (registrasi F-GLZQ) dengan 297 penumpang dan 12 awak di dalamnya, keluar landasan di Bandar Udara Internasional Toronto Pearson pada cuaca buruk. Seluruh penumpang selamat, tetapi kebakaran setelah kecelakaan menghanguskan pesawat.[32]
- Tanggal 12 Mei 2007, Andrew Speaker, seorang penumpang yang terinfeksi tuberkulosis menular menumpang Penerbangan 385 dari Bandara Hartsfield-Jackson Atlanta ke Paris CDG, dimana ia melanjutkan ke Penerbangan 1232 ke Athena. Penumpang ini diduga menaiki berbagai penerbangan Olympic Airlines. Speaker kembali ke AS pada 24 Mei 2007 dengan Czech Airlines Penerbangan 104 dari Praha ke Montréal dan mengemudi ke New York City menggunakan mobil sewaan. CDC mengeluarkan perungatan karantina bagi seseorang yang bersentuhan dengannya untuk mencegah penyebaran penyakit. [28]
Sebagai tambahan dari kecelakaan di atas, Air France juga pernah menjadi target beberapa pembajakan. Pembajakan ini terjadi dalam urutan waktu berikut:
- 1973 Marseille
- 1976 Benghazi (Operasi Entebbe) - lihat di atas - dan Ho Chi Minh City
- 1976 Benghazi
- 1983 Jenewa
- 1984 Jenewa, dua kali
- 1989 Algiers
- 1993 Nice
- 1994 Algiers - lihat di atas
- 1999 Paris
- Tanggal 27 Juni 1976 Penerbangan 139 dari Tel Aviv ke Paris melalui Athena dibajak oleh grup Palestina, yang mengarahkannya ke Benghazi, Libya, untuk mengisi bahan bakar. Setelah menghabiskan tujuh jam di Bandara Benghazi, Airbus A300 dan 260 penumpangnya dibawa ke Entebbe, Uganda, dimana mereka diselamatkan oleh tentara Israel minggu berikutnya.
- Tahun 1994, sejumlah orang dari kelompok GIA Aljazair membajak Penerbangan 8969, merencanakan penabrakan ke Menara Eiffel. Tanggapan oleh GIGN Perancis, dan unit satuan tugas melawan terorisme dan penyelamat sandera khusus pemerintah Perancis, membatalkan rencana para pembajak.
Tanggal 24 Desember 2003, tiga penerbangan Air France ke Bandar Udara Internasional Los Angeles dibatalkan karena kekhawatiran teroris berencana menyerang penerbangan tersebut.
[sunting] Warna
[sunting] Warna Sekarang
Warna pesawat Air France adalah Eurowhite, terdiri dari badan pesawat putih dengan merek Air France biru dan berbagai gasi paralel merah dan biru mengikuti arah ekor, dan bendera Eropa kecil di atas. Warna ini telah digunakan sejak 70-an.
[sunting] Warna Sebelumnya
Sebelum warna sekarang, pesawat Air France memiliki warna metal di bawah pesawat, dan berubah menjadi garis biru melintasi jendela kabin. Di atas garis itu badan pesawat berwarna putih, dengan tulisan Air France dan bendera Perancis. Ekornya putih dengan dua garis biru tebal, yang berawal di belakang ekor dan bertemu di bawah ekor. Warna dasar ini, meskipun dengan pengubahan kecil pada pesawat Air France setelah perang hingga tahun 70-an.
Foto di: DC-3 (circa 1950s) - [29] Caravelle (circa 1960s) - [30] A300-B (circa 1970s) - [31]
[sunting] Fakta tambahan
- Lagu yang muncul dalam iklan Air France, dan lagu yang dimainkan sebelum dan setelah penerbangan Air France adalah "Between Us" oleh band Aswefall.
- Terdapat peringkat bagi awak kabin. Dua garis lengan baju perak menandakan seorang Chief Purser. Satu garis lengan baju perak menandakan seorang Purser. Awak Kabin tidak memiliki garis lengan baju apapun.
[sunting] Catatan kaki
- ^ Air France corporate : A modern and rationalized fleet
- ^ a b c d e "Directory: World Airlines", Flight International, 2007-03-27, pp. 56-57.
- ^ AIR FRANCE - KLM Company Profile Yahoo! Finance
- ^ Régional (Compagnie Aérienne Européenne), Company Profile
- ^ Air France IOSA Operators Profile
- ^ a b c d e f g h i j k l Air France (Airline, France)
- ^ a b c M.R. Golder, The Changing Nature of French Dirigisme - A Case Study of Air France. Thesis submitted at Trinity College, Oxford, 1997, p.28
- ^ Airliners.net
- ^ Answers.com (Business and Finance) - Chargeurs International
- ^ Air France (Airline, France)
- ^ FT.com/Business Life, The Monday Interview, 30 September 2007 - Pilot who found the right trajectory
- ^ The New York Times, 31 August 1994, Air France's New Adviser
- ^ Business Wire, 16 January 1996 - Statement from Air France Group Chairman regarding Stephen M. Wolf
- ^ a b Financial Times, 17 October 2007 - Air France and Delta target London
- ^ Airwise, 17 October 2007 - Air France And Delta Set Transatlantic Venture
- ^ Air France website - Fleet
- ^ Air France corporate website
- ^ Flight Global - First Airbus A380 for Air France breaks cover in Toulouse
- ^ Air France Fleet & Age
- ^ Flight Global - Air France to replace 747 fleet
- ^ Airliner World (March 2005)
- ^ a b Air International (July 2005)
- ^ The Betrayal Of Concorde By Donald L. Pevsner
- ^ ASIATravelTips.com, 18 June 2001 - Air France confirms major A380 order
- ^ DVB to acquire six Air France Boeing 747-400s Flight Global, 5 February 2008
- ^ Air France - On Board
- ^ Record of Air France accidents/incidents at the ASN Aviation Safety Database
- ^ Gabler, Neal, Walt Disney, 2007, p.472
- ^ ASN Aircraft accident description Airbus A320-111 F-GFKC - Mulhouse-Habsheim
- ^ "Boeing's workhorse," BBC
- ^ ASN Aircraft accident description Aérospatiale / BAC Concorde 101 F-BTSC - Gonesse
- ^ ASN Aircraft accident description Airbus A340-313X F-GLZQ - Toronto-Pearson International Airport, ON (YYZ)
[sunting] Pranala luar
- Air France
- Air France Experience
- Air France History
- Air France La Vie à Bord
- Fly Air France online game
- Air France mobile site (WAP/i-Mode) (English, French)
- Air France Fatal Accident List - in English and French
- Financial Times, 17 October 2007 - Air France and Delta target London
- Airwise, 17 October 2007 - Air France And Delta Set Transatlantic Venture
- FT.com/Business Life, The Monday Interview, 30 September 2007 - Pilot who found the right trajectory
- The Seattle Times, Business & Technology, 25 May 2007 - Air France-KLM splits order for jets
- ASIATravelTips.com, 18 June 2001 - Air France confirms major A380 order
- M.R. Golder, The Changing Nature of French Dirigisme - A Case Study of Air France, St. Edmunds Hall, Oxford. Thesis submitted at Trinity College, 1997
- Business Wire, 16 January 1996 - Statement from Air France Group Chairman regarding Stephen M. Wolf
- The New York Times, 31 August 1994, Air France's New Adviser
- Air France (Airline, France)
- Record of Air France accidents/incidents at the ASN Aviation Safety Database
Templat:SkyTeam Templat:Maskapai Perancis
|
||
---|---|---|
|
||
|
||
|
||
|
||
|
||
|
||
|
||
|
Templat:Association of European Airlines