Republik Keempat Perancis
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sejarah Perancis |
---|
Masa kuno |
Prasejarah Perancis |
Galia Celtik |
Galia Romawi |
Kaum Franks |
Merovingia (481–751) |
Perancis Abad Pertengahan |
Karolingia (751–987) |
Kapetia (987–1328) |
Valois (murni) (1328–1498) |
Perancis Modern Awal (1492-1792) |
Valois-Orléans (1498–1515) |
Valois-Angoulême (1515–1589) |
Dinasti Bourbon (1589–1792) |
Perancis abad ke-19 & Perancis abad ke-20 |
Republik Pertama (1792–1804) |
Konvensi Nasional (1792–1795) |
Direktorat (1795–1799) |
Konsulat (1799–1804) |
Kekaisaran Pertama (1804–1814) |
Restorasi (1814–1830) |
Monarki Juli (1830–1848) |
Republik Kedua (1848–1852) |
Kekaisaran Kedua (1852–1870) |
Republik Ketiga (1870–1940) |
Vichy Perancis (1940–1944) |
Perancis setelah kemerdekaan (1944–1946) |
Pemerintahan sementara (1944–1946) |
Republik Keempat (1946–1958) |
Republik Kelima (1958–sekarang) |
Menurut topik |
Sejarah provinsi Perancis |
Sejarah ekonomi |
Sejarah demografi |
Sejarah militer |
Sejarah kolonial |
Sejarah seni |
Sejarah literatur |
Kebudayaan |
Alur waktu sejarah Perancis |
Peta Perancis |
Republik Keempat adalah periode antara tahun 1946 hingga 1958 di Perancis, di mana negara itu diperintah oleh rezim Republik dengan Konstitusi Republik Perancis yang keempat. Republik Keempat merupakan kebangkitan kembali dari Republik Ketiga Perancis yang berlangsung sebelum Perang Dunia II, dan menghadapi permasalahan kesulitan yang sama, seperti sangat pendeknya masa pemerintahan yang menyebabkan perencanaan kebijakan menjadi sulit. Perancis mengadopsi konstitusi Republik Keempat pada 13 Oktober 1946.
Beberapa usaha dilakukan untuk memperkuat eksekutif untuk mencegah situasi tidak stabil yang telah ada sejak sebelum perang, tetapi ketidakstabilan tetap muncul dan Republik Keempat mengalami perubahan yang kerap dalam struktur pemerintahannya. Tingkat pertumbuhan perekonomian Perancis pembangunan kembali industrinya tumbuh pesat pada masa Republik Keempat, namun demikian tercatat dalam sejarah bahwa Perancis secara konstan mengalami ketidakstabilan politik dan ketidakmampuan untuk mengambil keputusan yang tegas dalam ranah yang kontroversial — di antaranya yang paling terkemuka adalah masalah dekolonialisasi.
[sunting] Dekolonialisasi
Pemberontakan di Algeria segera dimulai setelah kemerdekaan Indochina. Pemerintah pada awalnya berhasil mengetahui pemberontakan itu, tetapi metode penyiksaan yang dilakukan oleh militer Perancis dan kekuatan keamanan lainnya menyebabkan skandal memalukan yang luar biasa ketika dipublikasikan. Pelaksanaan wajib militer juga telah menyebabkan perang itu menjadi perang yang sangat memecah belah masyarakat. Ketika tentara Perancis mengalami kemenangan dari sudut pandang militer, sebagian besar masyarakat publik mempertanyakan moralitas mereka dalam menangani koloni-koloni Perancis di luar negeri.
Masalah ketidakstabilan dan ketidakefektifan dari Republik Keempat mencapai puncaknya pada tahun 1958, ketika pemerintahan masa itu bermaksud untuk bernegosiasi dengan para nasionalis Algeria. Unsur-unsur sayap kanan di Tentara Perancis, dipimpin oleh Jendral Jacques Massu menahan penguasa di Algiers dan mengancam akan melakukan serangan parasut ke Paris jika Charels de Gaulle, sang pahlawan Perang Dunia II, tidak ditempatkan untuk memimpin Republik. De Gaulle pun naik memimpin dibawah prakondisi bahwa sebuah konstitusi yang baru harus dibuat dengan kekuasaan presidensial yang sangat besar, di mana eksekutif tunggal (di antara yang pertama adalah De Gaulle sendiri) akan memerintah selama periode tujuh tahun.
Dengan diperkenalkannya perubahan dan konstitusi yang baru ini, lahirlah periode Republik Kelima yang bertahan hingga saat ini.
[sunting] Perdana Menteri
Perdana Menteri | Mulai | Partai |
---|---|---|
Paul Ramadier | 22 Januari 1947 | SFIO |
Robert Schuman | 24 November 1947 | MRP |
André Marie | 26 Juli 1948 | Radical |
Robert Schuman | 5 September 1948 | MRP |
Henri Queuille | 11 September 1948 | Radical |
Georges Bidault | 28 Oktober 1949 | MRP |
Henri Queuille | 2 Juli 1950 | Radical |
René Pleven | 12 Juli 1950 | UDSR |
Henri Queuille | 10 Maret 1951 | Radical |
René Pleven | 11 Agustus 1951 | UDSR |
Edgar Faure | 20 Januari 1952 | Radical |
Antoine Pinay | 8 Maret 1952 | CNIP |
René Mayer | 8 Januari 1953 | Radical |
Joseph Laniel | 27 Juni 1953 | CNIP |
Pierre Mendès-France | 18 Juni 1954 | Radical |
Edgar Faure | 23 Februari 1955 | Radical |
Guy Mollet | 31 Januari 1956 | SFIO |
Maurice Bourgès-Maunoury | 12 Juni 1957 | Radical |
Félix Gaillard | 6 November 1957 | Radical |
Pierre Pflimlin | 13 Mei 1958 | MRP |
Charles de Gaulle | 1 Juni 1958 | UNR |