Ali ar-Ridha
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bagian dari seri Dua Belas Imam Imam Ali ar-Ridha |
|
penggambaran fiksi |
|
Ali bin Musa bin Ja'far | |
Imam Kedelapan |
|
Kunyah | Abu al-Hasan |
---|---|
Lahir | 11 Dzulkaidah 148 H ≈ 1 Januari 765 Masehi |
Meninggal | 17 Safar 203 H ≈ 26 Mei 818 Masehi |
Tempat lahir | Madinah |
Dikuburkan | Masyhad |
Masa hidup | Sebelum Imamah: 35 tahun (148 - 183 H) Imamah: 20 tahun (183 - 203 AH) - 17 tahun di Madinah - 3 tahun di Khurasan |
Gelar | ar-Ridha (Persia: Reza) |
Istri-istri | Sayyidah Sabika (dikenal pula Khaizarun)[1] Ummul Fadhl binti al-Ma'mun[1] |
Ayah | Musa al-Kadzim |
Ibu | Najmah |
Keturunan | Muhammad al-Jawad (pengganti) |
as-Sajjad · al-Baqir · ash-Shadiq |
Imām Alī bin Mūsā ar-Riđhā (Bahasa Arab: علي بن موسى الرضا) (Madinah, 11 Dzulkaidah 148 H - Masyhad, 17 Safar 203 H[2]) (diperkirakan 1 Januari 765 - 26 Mei 818) adalah imam ke-8 dalam tradisi Syi'ah Dua Belas Imam. Dalam Bahasa Persia, dia sering dipanggil dengan nama Imam Reza dan dijuluki dengan panggilan Abu al-Hasan.[2] Dia hidup pada masa berkuasanya tiga orang Khalifah Bani Abbasiyah yaitu Harun ar-Rasyid, al-Amin dan al-Ma'mun[3] dan diangkat oleh al-Ma'mun menjadi putra mahkota kekhalifahan dimana hal ini menyebabkan pemberontakan dari keluarga Bani Abbasiyah lainnya terhadap al-Ma'mun.[2]
Julukan lainnya yang diberikan kepada Imam Ali ar-Ridha adalah ash-Shabir, ar-Radhi, al-Wafi, az-Zaki, dan al-Wali.[4] Selain itu julukan lainnya adalah:
- Imam Zamin'i Tsamin, Tsamin berarti delapan, Zamin berarti keselamatan dan keamanan.[5]
- Gharibul-Ghurabaa[5]
- Alim'i ali Muhammad[5]
Daftar isi |
[sunting] Kelahiran dan kehidupan keluarga
[sunting] Kelahiran
Pada tanggal 11 Dzulkaidah 148 H, seorang anak laki-laki lahir di rumah Imam Musa al-Kadzim (Imam ke-7) di Madinah, yang nantinya akan mengambil posisi keimaman, setelah ayahnya.[6] Namanya adalah Ali dengan julukan ar-Ridha. Dia lahir satu bulan setelah kakeknya, Imam Ja'far ash-Shadiq meninggal.
[sunting] Ibu
lbunya bernama Taktam[7][2] ada pula yang menyebut bernama Najmah[8][3][9], yang dijuluki Ummu al-Banin, seorang yang shalehah, ahli ibadah, utama dalam akal dan agamanya dan setelah melahirkan Ali ar-Ridha, Musa al-Kadzim memberinya nama at-Thahirah.[7][2]
Menurut riwayat lain, ibunya adalah hamba sahaya dari Ummu Hamida (istri Ja'far ash-Shadiq). Ketika Imam ke-7 pergi untuk membelinya dari pedagang budak, ia diberitahu bahwa wanita tersebut adalah wanita nasrani saleh yang datang ke Madinah dari Marrakesh, dan memberitahunya bahwa Bibi Suttana merupakan budak yang teramat khusus yang akan memberikan seorang putera yang akan menyebarkan suara kebenaran dari timur ke barat.[5]
Ummu Hamida diberitahukan oleh Rasulullah dalam mimpinya untuk memberikan Bibi Suttana ke Musa. Imam Ja'far ash-Shadiq kemudian sering memberitahukan para sahabatnya untuk menunggu kelahiran dari cucunya yang sudah diberi julukan olehnya sebagai Alim'i ali Muhammad (seorang berilmu dari keluarga Muhammad).[5]
[sunting] Saudara
Dia memiliki saudara yang bernama Zaid, yang melakukan revolusi dan membuat kerusuhan di Madinah. Zaid pernah tertangkap dan dibawa atas perintah al-Ma'mun ke Khurasan untuk diadili. Al-Ma'mun membebaskannya sebagai penghormatan terhadap Imam Ali ar-Ridha.[10]
Imam memiliki saudara lain yang bernama Abdullah, dimana ia hidup sampai masa Imam Muhammad al-Jawad.[4]
Imam memiliki seorang saudari yang bernama Fatimah Maksumah, ia meninggal di Qom, Iran ketika datang dari Madinah menuju Masyhad untuk mencari kakaknya, Imam Ali ar-Ridha. Kuburan Fatimah Maksumah, sampai saat ini masih terdapat di Qom, dan menjadi pusat ziarah di sana.[11]
[sunting] Istri-istri
Imam menikah dengan Sayyidah Sabika yang juga dikenal dengan nama Khaizarun. Istri Imam ini adalah keturunan sahabat Muhammad, yang juga pembela setia Ali, Ammar bin Yasir. Khaizarun merupakan ibu dari Imam ke-9, Muhammad al-Jawad.[1]
Selain itu, Imam dinikahkan pula dengan putri dari khalifah saat itu, Ummul Fadhl binti al-Ma'mun, dimana menurut riwayat, Ummul Fadhl begitu mengetahui Imam telah memiliki istri lain yang telah memberikan keturunan, maka ia menjadi marah, dan setuju untuk memberi racun kepada Imam hingga menyebabkan wafatnya Imam.[1]
[sunting] Keturunan
Putra-putra Imam bernama:[7]
- Hasan
- Muhammad al-Jawad, penerus keimaman
- Ja'far
- Ibrahim
- Husain
Putri Imam bernama Aisyah.[7]
[sunting] Referensi
[sunting] Sumber
- ^ a b c d (en)Biography of Imam Muhammad at-Taqi (AS)
- ^ a b c d e Riwayat Hidup Imam Ali Ar-Ridha a.s di abatasya.net
- ^ a b Imam Ali bin Musa Ar-Ridha a.s. di al-shia.com
- ^ a b Imam Kedelapan: Imam Ridha AS. Ayatullah Ibrahim Amini
- ^ a b c d e (en)Imam Ali Raza (alaihis salaam), a brief look into his Life
- ^ Sayid Mahdi Ayatullahi. Teladan Pejuang yang Sabar. Islamic Cultural Center, Jakarta, 22 November 2007
- ^ a b c d Imam Ali Ar-Ridha as di fatimah.org
- ^ Ulama Sunni Bicara tentang 12 Imam Ahlul Bayt. Blog Kian Santang.
- ^ Imam Ali bin Musa Ar-Ridha as di al-hadj.com
- ^ (en)An introduction to tenth infallible Hazrat Imam Ali Reza (AS)
- ^ Qom, Kota Sejuta Ulama. Persia Tours
[sunting] Lihat pula
[sunting] Pranala luar
- (en) The Eighth Imām
- (en) The life of Imām ˤAlī ibn-Mūsā ar-Riđā by Bāqir Sharīf al-Qarashī.
- (en) Imam Ali ar-Rida
- (en) Imam Ali ar-Rida : Official Site of Astane Quds
- (en) Imam Ali Reza on Baabeilm.com
- (en) A Glance at the Biography of Emam Reza
Artikel mengenai biografi tokoh Islam ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |