Yukata
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Yukata (浴衣? baju sesudah mandi) adalah jenis kimono nonformal yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis yang dipakai untuk kesempatan santai di musim panas. Yukata dibuat dari bahan katun yang mudah dilewati angin, agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam dengan air panas di Jepang.
Pada umumnya, Yukata biasanya dibuat dari kain katun walaupun banyak yang dibuat dari tekstil campuran, seperti katun yang dicampur dengan poliester.
Di Jepang, musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri (festival musim panas). Jika terlihat orang memakai Yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api. Yukata juga disediakan di kamar hotel, penginapan ala Jepang (ryokan) dan pemandian air panas (onsen).
Jika digunakan untuk tidur, Yukata bisa dikenakan begitu saja oleh pria dan wanita tanpa mengenakan pakaian dalam. Sedangkan jika Yukata dikenakan untuk keluar rumah, laki-laki biasanya tidak memakai kaus dalam, melainkan hanya mengenakan celana dalam atau celana pendek.
Daftar isi |
[sunting] Warna dan corak
Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap (seperti hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Corak kain yang populer untuk Yukata wanita, misalnya bunga Sakura, bunga Krisan, Poppy, bunga-bunga yang mekar di musim panas dan ikan mas koki. Karakter anime seperti Hamutaro, Pokemon dan Hello Kitty juga populer sebagai corak Yukata untuk anak-anak.
Pada umumnya, orang di luar Jepang menyebut semua baju tradisional Jepang sebagai kimono tanpa membeda-bedakan jenisnya.
[sunting] Perbedaan dengan kimono
- Berbeda dengan kimono yang disebut orang Jepang sebagai Gofuku atau Wafuku dan hanya dipakai pada kesempatan formal, Yukata dipakai untuk kesempatan santai, seperti berjalan-jalan melihat pesta kembang api, melihat matsuri atau menari di saat perayaan Obon.
- Berbeda dengan kimono yang berharga mahal hingga luar biasa mahal, harga Yukata umumnya terjangkau oleh semua orang.
- Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang mau menjualnya, Yukata yang sudah jadi dengan beraneka ukuran banyak dijual toko dengan harga terjangkau.
- Berbeda dengan kimono yang menurut ukuran lebar lengannya dapat diketahui status seorang wanita (sudah menikah atau masih gadis), Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status.
- Berbeda dengan kimono yang dikenakan dengan pakaian dalam sebanyak dua lapis (Hadajuban dan Juban), perempuan yang mengenakan Yukata hanya perlu pakaian dalam lapis pertama (Hadajuban).
[sunting] Cara mengenakan Yukata untuk perempuan
Yukata yang dipakai perempuan harus sesuai ukuran badan pemakai agar Yukata terlihat bagus sewaktu dipakai.
- Sewaktu mengenakan Yukata sebaiknya mengenakan Susoyoke (rok dalam yang panjang berwarna putih polos atau bercorak dengan warna cerah)
- Memakai pakaian dalam Hadajuban dan mengencangkan tali pengikatnya
- Memakai Yukata. Panjang Yukata selalu melebihi panjang yang dibutuhkan si pemakai sehingga kain Yukata yang panjangnya berlebih harus diangkat sedikit ke bagian pinggang dan dikencangkan dengan menggunakan Koshihimo (sabuk pinggang dari kain)
- Merapikan bagian-bagian Yukata yang sedikit longgar di badan ke arah perut dan mengencangkannya dengan Datejime (kain sabuk pengikat)
- Mengencangkan Yukata dengan melilitkan dan mengikatkan Obi (kain yang dililitkan di pinggang).
- Lebar Obi yang digunakan untuk Yukata adalah setengah dari lebar Obi untuk kimono. Di antara berbagai jenis simpul untuk mengikat Obi, simpul berbentuk seperti kupu-kupu yang disebut simpul Bunko adalah yang paling populer. Simpul Obi yang sudah jadi dan tinggal disisipkan saja pada Obi juga tersedia di toko kimono.
[sunting] Sejarah Yukata
Pada sekitar zaman Azuchi Momoyama, Yukatabira dikenal sebagai pakaian sesudah mandi. Di kalangan rakyat pada zaman Edo, Yukatabira menjadi sangat populer sehingga kemudian dikenal dengan sebutan Yukata. Pada zaman itu, Yukata cuma berfungsi sebagai pakaian tidur dan tidak pernah dipakai untuk bertemu dengan orang lain karena dianggap sangat tidak sopan.
Berbeda dengan kimono, Yukata sangat mudah dijahit karena pola yang sangat sederhana. Yukata dijahit tanpa kain pelapis di bawahnya dan tanpa kain pelapis di daerah pinggul dan pundak. Sampai sekitar sesudah Perang Dunia II di Jepang, cara menjahit Yukata diajarkan kepada para murid-murid perempuan di sekolah menengah umum.
[sunting] Peran dalam kebudayaan Jepang
Aktor Kabuki mengenakan Yukata pada saat berdandan atau memainkan peran yang memakai Yukata. Pegulat Sumo juga memakai Yukata sebelum dan sesudah bertanding. Gerakan-gerakan dasar yang harus dikuasai dalam tari tradisional Jepang (Nihon buyō) selalu berkaitan dengan kimono. Penari tari tradisional Jepang mengenakan Yukata sebagai pengganti kimono agar kimono yang berharga mahal tidak menjadi basah karena keringat.
Artikel mengenai Jepang ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |