Maria Eva

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Maria Eva

Maria Eva (lahir di Sidoarjo, Jawa Timur, 21 Februari 1979; nama asli: Maria Ulfah) adalah seorang penyanyi dangdut Indonesia dan Wakil Bendahara DPP-AMPI. Ia mundur dari jabatan itu pada 6 Desember 2006. Namanya mencuat setelah terjadinya kasus peredaran rekaman video mesumnya bersama Anggota DPR-RI Yahya Zaini.

[sunting] Karier

Kariernya diawali sebagai penyanyi dangdut. Maria pun telah meluncurkan dua album, "Pelangi Senja" (2004) dan "Bias Bestari". Maria juga beberapa kali tampil membintangi, 'Nah Ini Dia', sebuah sinetron komedi yang menampilkan cerita kehidupan sehari-hari dengan menonjolkan karakter genit dan seksi.

Pertengahan tahun 2007, Maria Eva kembali mengeluarkan album meski kasus hukum video mesumnya belum kelar. Sayangnya, Maria terus mendapat teror berupa telepon gelap. Hal ini berbuntut pada pencekalan album terbarunya yang seharusnya dilaunching 31 Agustus 2007. Tak hanya pada album saja Maria kena cekal, gara-gara teror telepon gelap pula beberapa provider membatalkan kontrak kerja sama. ^[1].

[sunting] Pendidikan

Meski masih menghadapi kasus hukum akibat video pornonya, Maria Eva tetap berhasil menyelesaiakn pendidikan sarjanaya. Pada tanggal 14 Maret 2007, Maria resmi menyandang gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Krisna Dwipayana, Jakarta^[2].

[sunting] Kasus

Nama Maria Eva langsung melejit kala video mesumnya bersama Yahya Zaini beredar luas pada penghujung tahun 2006. Kasus ini langsung menyeret keduanya dalam ranah hukum.

Pada 4 Desember 2006, Maria Eva mengadakan jumpa pers di Gedung Lembaga Sensor Film di Jalan MT Haryono, Jakarta dan menyatakan telah menggugurkan janin berusia dua bulan. Diakuinya, janin itu merupakan hasil hubungan intim antara dirinya dan Yahya Zaini. Aborsi dilakukan atas desakan Yahya dan istri Yahya.

Atas pengakuan itu, Polda Metro berencana memanggil dan memeriksanya. Juru bicara Polda Metro Komisaris Besar Ketut Untung Yoga menegaskan hal itu kepada pers. Juru bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Sisno Adiwinoto menyatakan bahwa aborsi bukan delik aduan.

Maria Eva, saat kasus itu terjadi, masih berstatus sebagai istri Koh San, keponakan pengusaha properti terkenal. Mereka baru resmi bercerai awal tahun 2007.

[sunting] Aborsi

Menurut Kitab Undang-undang Hukum Pidana, aborsi termasuk kejahatan terhadap nyawa. Ada tiga pihak yang bisa dihukum dalam kasus tersebut, yaitu ibu hamil yang melakukan aborsi, orang lain yang mendukung aborsi, dan dokter, bidan, atau dukun yang melakukan aborsi.

Pasal 348 KUHP menyebutkan seorang ibu yang sengaja menggugurkan kandungannya diancam hukuman pidana penjara paling lama empat tahun. Adapun hukuman bagi orang lain yang mendorong terjadinya aborsi bisa dua macam. Jika aborsi dilakukan tanpa persetujuan si ibu hamil, hukuman penjara 12 tahun (pasal 347). Jika aborsi dilakukan atas persetujuan si ibu hamil, hukumannya 5 tahun 6 bulan penjara (pasal 348).