Kabupaten Sidenreng Rappang
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Kabupaten Sidenreng Rappang adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Pangkajene Sidenreng. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.506,19 km2 dan berpenduduk sebanyak kurang lebih 250.000 jiwa.
Di daerah ini pernah hidup seorang Tokoh Cendikiawan Bugis yang cukup terkenal pada masa Addatuang Sidenreng dan Addatuang Rappang (Addatuang = semacam pemerintahan distrik di masa lalu) yang bernama 'Nenek Mallomo'. Dia bukan berasal dari kalangan keluarga istana, akan tetapi kepandaiannya dalam tata hukum negara dan pemerintahan membuat namanya cukup tersohor. Sebuah tatanan hukum yang sampai saat ini masih diabadikan di Sidenreng yaitu: Naiya Ade'e De'nakkeambo, de'to nakkeana. (Terjemahan : sesungguhnya ADAT itu tidak mengenal Bapak dan tidak mengenal Anak). Kata bijaksana itu dikeluarkan Nenek Mallomo ketika dipanggil oleh Raja untuk memutuskan hukuman kepada putera Nenek Mallomo yang mencuri peralatan bajak tetangga sawahnya. Dalam Lontara' La Toa, Nenek Mallomo disepadankan dengan tokoh-tokoh Bugis-Makassar lainnya, seperti I Lagaligo, Puang Rimaggalatung, Kajao Ladiddo, dan sebagainya. Keberhasilan panen padi di Sidenreng karena ketegasan Nenek Mallomo dalam menjalankan hukum, hal ini terlihat dalam budaya masyarakat setempat dalam menentukan masa tanam melalui musyawarah yang disebut TUDANG SIPULUNG (Tudang = Duduk, Sipulung = Berkumpul atau dapat diterjemahkan sebagai suatu Musyawarah Besar) yang dihadiri oleh para Pallontara' (ahli mengenai buku Lontara') dan tokoh-tokoh masyarakat adat. Melihat keberhasilan TUDANG SIPULUNG yang pada mulanya diprakarsai oleh Bupati kedua, Bapak Kolonel Arifin Nu'mang sebelum tahun 1980, daerah-daerah lain pun sudah menerapkannya. Selain penghasil utama beras di Indonesia Bagian Timur, daerah ini juga merupakan penghasil utama telur ayam dan telur itik di luar Pulau Jawa. Penduduk asli daerah ini adalah suku Bugis yang ta'at beribadah dan memegang teguh tradisi saling menghormati dan tolong menolong. Dimana-mana dapat dengan mudah ditemui bangunan masjid yang besar dan permanen serta disesaki jama'ah. Keadaan ini, seperti dimanapun suku bugis berada, membuat hubungan dengan pihak pemerintah dan aparat keamanan berlangsung damai. -->
Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan |
|
---|---|
Kecamatan: Baranti | Duapitue | Kulo | Maritengngae | Panca Lautang | Panca Rijang | Pitu Riase | Pitu Riawa | Sidenreng | Tellulimpo E | Watang Pulu |
|
|
---|---|
Kabupaten: Bantaeng | Barru | Bone | Bulukumba | Enrekang | Gowa | Jeneponto | Luwu | Luwu Timur | Luwu Utara | Maros | Pangkajene Kepulauan | Pinrang | Selayar | Sinjai | Sidenreng Rappang | Soppeng | Takalar | Tana Toraja | Wajo |
|
Lihat pula: Daftar kabupaten dan kota Indonesia |
Artikel mengenai geografi Indonesia ini adalah suatu tulisan rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia mengembangkannya. |