Subali
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Subali | |
Subali dalam bentuk wayang golek. |
|
Dewanagari: | वाली |
Ejaan Sanskerta: | Valī |
Nama lain: | Wali; Balin |
Golongan: | Wanara |
Asal: | Kerajaan Kiskenda |
Pasangan: | Tara |
Subali atau Bali (Sanskerta: वाली; Valī), adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah seekor wanara dan saudara Sugriwa. Ia merupakan putera Indra, dan lahir dari rambut (bala) ibunya, dan dari sanalah namanya didapat. Ia memerintah di sebuah kerajaan yang dihuni para wanara yang bernama Kerajaan Kiskenda. Ia memiliki seorang istri bernama Tara, dan seorang putera bernama Anggada.
Daftar isi |
[sunting] Kutukan Resi Matanga
Saat Subali dan Sugriwa masih hidup bersama, ada raksasa jahat bernama Dundubhi yang memiliki kekuatan yang setara dengan seribu gajah dan sangat ingin mengadu kekuatan. Atas saran Dewa gunug Himawan, Dundubhi pergi ke Kerajaan Kiskenda dan menantang Subali yang konon kekuatannya seimbang dengan Dundubhi. Untuk memancing Subali, Dundubhi membuat keributan di depan pintu gerbang Kiskenda. Saat Subali keluar, Dundubhi menantang Subali untuk berkelahi. Subali tertawa lalu melempar Dundubhi dengan ekornya. Dundubhi bangkit dan menerjang Subali sehingga pertarungan terjadi dengan sengit dan berlangsung lama. Akhirnya Dundubhi lari sampai ke sebuah asrama, namun ia terus dikejar oleh Subali. Di tempat suci tersebut Subali membunuh Dundubhi. Resi Matanga yang tinggal di asrama tersebut marah karena Subali mencemari kesucian asrama dengan melakukan pembunuhan di tempat tersebut. Akhirnya Resi Matanga mengutuk Subali agar ia tewas seketika apabila menginjakkan kakinya di asrama tersebut.
[sunting] Perebutan kekuasaan
Pada suatu ketika, raksasa bernama Mayawi datang ke Kiskenda untuk menantang berkelahi dengan Subali. Subali yang tidak pernah menolak jika ditantang berkelahi menyerang Mayawi dan diikuti oleh Sugriwa. Melihat lawannya ada dua orang, raksasa tersebut lari ke sebuah gua besar. Subali mengikuti raksasa tersebut dan menyuruh Sugriwa menunggu di luar. Beberapa lama kemudian, Sugriwa mendengar suara teriakan diiringi dengan darah segar yang mengalir keluar. Karena mengira bahwa Subali telah tewas, Sugriwa menutup gua tersebut dengan batu yang sangat besar agar sang raksasa tidak bisa keluar. Kemudian Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak untuk menjadi raja karena Subali telah dianggap tewas.
Saat Sugriwa menikmati masa-masa kekuasaannya, Subali datang dan marah besar karena Sugriwa telah mengurungnya di dalam gua. Merasa bahwa ia dikhianati, Subali mengusir Sugriwa jauh-jauh dan merebut istrinya pula. Sugriwa dengan rendah hati minta ma'af kepada Subali, namun permohonan ma’afnya tidak diterima Subali. Akhirnya Subali menjadi raja Kiskenda sedangkan Sugriwa beserta pengikutnya yang setia bersembunyi di sebuah daerah yang dekat dengan asrama Resi Matanga, dimana Subali tidak akan berani untuk menginjakkan kakinya di daerah itu.
[sunting] Gugurnya Subali
Bertahun-tahun setelah Sugriwa berpisah dengan Subali, Sugriwa datang kembali ke Kerajaan Kiskenda untuk menuntut haknya akan tahta Kiskenda. Ia berteriak menantang Subali untuk bertanding. Subali yang mulai marah hendak menyerbu Sugriwa, namun dicegah oleh istrinya yang bernama Tara. Tara memperingatkan Subali bahwa sungguh aneh apabila tiba-tiba Sugriwa yang sudah menyerah kini menantang bertarung. Tetapi Subali tidak menghiraukan nasihat istrinya lalu keluar untuk berkelahi dengan Sugriwa. Tak berapa lama kemudian, Sugriwa dan Subali terlibat dalam pertarungan sengit. Saat Sugriwa terdesak dan hampir kalah, Rama muncul dan melepaskan panahnya ke dada Subali. Subali yang tidak mengetahui serangan mendadak tersebut tidak sempat mengelak. Panah sakti Rama menembus kulit Subali yang keras bagaikan intan dan merobohkannya seperti pohon tumbang.
Karena merasa Rama turut campur dalam persoalannya, Subali yang sekarat menjadi marah dan menghina Rama. Subali juga berkata bahwa Rama tidak tahu dharma dan tidak bersikap ksatria. Mendengar penghinaan tersebut, Rama tersenyum kemudian menjelaskan bahwa Subali sebenarnya telah berdosa, dan apabila Subali masih suci, panah sakti milik Rama tidak akan mampu menembus kulit Subali dan malah senjata tersebut akan menjadi bumerang bagi Rama. Setelah mendengar penjelasan yang panjang lebar dari Rama, Subali teringat akan dosa-dosa dan kesalahannya kepada Sugriwa. Subali kemudian meminta ma'af kepada Sugriwa dan meminta agar Sugriwa merawat putera Subali yang bernama Anggada dengan baik. Subali juga merestui Sugriwa agar menjadi Raja Kiskenda. Tak berapa lama kemudian, Subali meghembuskan nafas terakhirnya.
[sunting] Reinkarnasi Subali
Menurut susastra Hindu, karena Rama telah membunuh Subali, maka Subali menitis dan membunuh inkarnasi Wisnu di kehidupan selanjutnya. Konon atma Subali menitis ke zaman Dwapara Yuga dan menjadi seorang pemburu bernama Jara. Jara membunuh inkarnasi Wisnu pada zaman tersebut yang bernama Kresna. Setelah Jara melepaskan panahnya dan melukai kaki Kresna, Kresna moksa ke Waikuntha.
[sunting] Lihat pula
Wiracarita Ramayana oleh Walmiki |
---|
Saptakanda |
Balakanda | Ayodhyakanda | Aranyakanda | Kiskindhakanda | Sundarakanda | Yuddhakanda | Uttarakanda |
Tokoh |
Dasarata | Kosalya | Sumitra | Kekayi | Janaka | Mantara | Rama | Bharata | Laksmana | Satrugna | Sita | Urmila | Mandawi | Srutakirti | Wiswamitra | Menaka | Ahalya | Sabari | Jatayu | Sempati | Hanoman | Sugriwa | Subali | Anggada | Jembawan | Anila | Wibisana | Tataka | Surpanaka | Marica | Sumali | Subahu | Kara | Rahwana | Kumbakarna | Mandodari | Mayasura | Indrajit | Prahasta | Aksayakumara | Atikaya | Trisirah | Lawa | Kusa |
Topik lain |
Ayodhya | Mithila | Alengka | Sarayu | Raghuwangsa | Laksmana Rekha | Aditya Herdayam | Osadiparwata | Wedawati | Wanara |