Ireneus
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Ireneus atau Irenæus (±130-202M) adalah Uskup Lugdunum, Galatia, (sekarang Lyon/Lyons, Perancis).
Tidak banyak yang diketahui tentang Ireneus. Mungkin ia dilahirkan di Asia Kecil lebih kurang pada tahun 125. Perdagangan yang lancar antara Asia Kecil dan Gaul/Gallia (Perancis) memberi peluang bagi orang-orang Kristen untuk membawa agamanya ke Perancis, tempat mereka mendirikan sebuah gereja yang mapan di kota Lyons.
Sebagai imam di Lyons, Ireneus hidup sesuai namanya, yang artinya 'damai', dengan berkunjung ke Roma untuk meminta kepada uskup kelonggaran bagi kaum Montanis di Asia Kecil. Ketika itulah pembantaian orang-orang Kristen sedang marak di Lyons, dan dalam peristiwa ini uskup Lyons terbunuh.
Ireneus diangkat menjadi uskup untuk menggantikan uskup yang terbunuh. Ketika itu terdapat banyak orang yang telah menganut Gnostisisme di Perancis. Penyebaran aliran ini sangat pesat karena kaum Gnostis (gnosis dalam bahasa Yunani artinya "pengetahuan") menggunakan istilah orang-orang Kristen — meskipun mereka memberikan interpretasi yang berbeda secara radikal.
Ireneus pun mempelajari bentuk-bentuk ajaran Gnostik. Meskipun sangat berbeda dengan Kristen, secara umum mereka mengajarkan bahwa dunia fana ini jahat; bahwa dunia ini diciptakan dan diperintah oleh kuasa malaikat, bukan Tuhan; bahwa Tuhan berada jauh dan tidak ada hubungannya dengan dunia ini; bahwa keselamatan dapat diraih dengan mempelajari ajaran-ajaran rahasia khusus; bahwa kaum Gnostik itulah orang-orang rohani (bahasa Yunani: pneumatikoi) yang lebih unggul daripada orang-orang Kristen (bahasa Yunani: psychikoi) biasa. Para guru aliran Gnostik sangat mendukung pendapat ini dengan Injil Gnostiknya – buku yang biasanya membawa-bawa nama para rasul dan menggambarkan Yesus yang mengajarkan doktrin-doktrin Gnostik.
Setelah uskup Lyons itu mempelajari ajaran sesat itu, ia menulis "Melawan Ajaran Sesat", suatu karya besar yang membeberkan kebodohan "ajaran yang secara keliru disebut Gnostik" tersebut. Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru. Dengan menyitir gambaran dari Perjanjian Lama dan Baru, ia membuktikan bahwa dunia diciptakan Allah yang penuh cinta kasih, yang kemudian ternoda oleh dosa-dosa manusia. Adam, manusia pertama yang tak berdosa, menjadi orang yang berdosa karena menyerah pada godaan. Tetapi kejatuhannya telah ditanggulangi oleh karya manusia tak berdosa yang kedua, yaitu Kristus, Adam baru / Adam kedua. Tubuh sebenarnya tidaklah jahat; pada hari penghakiman, tubuh dan jiwa orang-orang percaya akan diangkat, mereka akan tinggal bersama-sama Allah untuk selamanya.
Ireneus paham bahwa ajaran Gnostik memikat kecenderungan manusiawi yang ingin mengetahui hal-hal rahasia yang belum diketahui orang lain. Tentang orang-orang Gnostik ia menulis, "Segera setelah seseorang dimenangkan, orang tersebut menjadi sombong dan merasa dirinya begitu penting, ia pun berjalan mengangkat dada dengan gaya seekor ayam jantan." Tetapi orang-orang Kristen seharusnya menerima anugerah Allah dengan rendah hati, dan tidak mengandalkan kegiatan-kegiatan intelektualnya yang akan membuat ia sombong.
Sepanjang hidupnya, Ireneus dengan gembira mengenang perkenalannya dengan Polikarpus, yang pernah akrab dengan Rasul Yohanes. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa ia berpegang pada keabsahan para rasul ketika ia menolak paham Gnostik. Sang uskup menegaskan bahwa para rasul mengajar di tempat-tempat umum dan tidak ada satu pun yang dirahasiakan. Di seluruh kekaisaran, gereja-gereja berpegang pada ajaran-ajaran yang hanya disampaikan para rasul Kristus, dan hanya inilah satu-satunya dasar keyakinan. Ireneus menyatakan bahwa para uskup yang merupakan pelindung iman Kristen adalah penerus para rasul. Dengan demikian, ia telah mengangkat martabat para uskup. Dalam bukunya "Melawan Ajaran Sesat", Ireneus menetapkan standar bagi teologi gereja. Semua kebenaran yang kita butuhkan sudah tercantum dalam Alkitab. Ia juga membuktikan bahwa dirinya adalah seorang teolog terbesar semenjak Rasul Paulus. Argumentasinya yang tersebar luas merupakan pukulan besar bagi aliran Gnostik pada masanya.
Ia diakui sebagai Santo baik oleh Gereja Ortodoks Timur maupun Gereja Katolik Roma. Gereja Katolik Roma bahkan menganggap Ireneus sebagai salah satu Bapa Gereja. Ireneus adalah murid dari Polikarpus, yang merupakan murid dari Yohanes, salah satu murid dari Yesus sendiri. Tanggal peringatan Ireneus adalah 28 Juni.