Bierkeller Putsch
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bierkeller Putsch (atau juga dikenal sebagai Putsch München) merupakan suatu percobaan nekad partai Nazi untuk menjatuhkan pemerintahan demokrasi dan mengambil alih kekuasaan melalui cara pemberontakan. "Putsch" bermakna perebutan kekuasaan di dalam bahasa Jerman, sedangkan Bierkeller ialah dewan pertemuan dimana minuman bir biasanya dihidangkan kepada orang banyak. Bermula pada 8 November 1923 di Bürgerbräu Keller sebuah Bierkeller yang terbesar di München dan berakhir sehari kemudian di pusat kota München.
[sunting] Latar belakang
Selepas Perang Dunia I, pemerintah Jerman telah dipaksa untuk membayar pemerintah Prancis sejumlah uang yang besar tetapi mereka enggan membayarnya. Akibatnya nilai mata uang Jerman telah jatuh dengan parah dan negara telah dilanda inflasi. Namun, rakyatnya tetap menyokong pemerintahannya dan memuji ketahanan Jerman menentang Perancis. Malangnya pada September 1923, pemerintah Jerman terpaksa akur dengan kehendak Perancis dan mulai membayar balik hutang mereka. Ini telah membangkitkan kemarahan orang banyak terutama kelompok pelampau di wilayah Bavaria.
Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei dan kelompok politik yang lain mengambil kesempatan dengan ketegangan yang sedang berlaku. Adolf Hitler yang semakin terdesak untuk memegang pucuk pimpinan partai sadar bahwa ia perlu mengambil tindakan segera. Semasa itu partai Nazi, yang mempunyai 55.000 anggota, merupakan partai politik yang terbesar di Jerman dan mempunyai sistem organisasi terbaik dibandingkan dengan partai-partai lain.
[sunting] Perebutan kekuasaan yang gagal
Rencana awal Hitler ialah untuk menculik Perdana Menteri Bavaria dan anggota tertinggi kerajaan di sana dan memaksa mereka untuk menyertai pemberontakan terhadap pemerintahan demokrasi Jerman. Ia tau bahwa sebanyak 3.000 anggota pemerintah Bavaria akan mengadakan perjumpaan di beer hall. Oleh karena itu, ia mengarahkan Sturmabteilung (SA) untuk mengepung beer hall tersebut. Sewaktu Gustav von Kahr, perdana menteri Bavaria sedang berucap, Adolf Hitler dan pasukan badainya yang bersenjata menerobos ke dalam bangunan itu. Kemudian Hitler memaksa Gustav von Kahr, Otto von Lossow (panglima militer Bavaria), dan Hans von Lossow, ketua polisi Bundesland Bayern ke bilik yang berlainan.
Setelah itu Hitler memberi tahu mereka bertiga bahwa ia akan menjadi pemimpin baru Jerman dan menawarkan mereka jabatan tertinggi dalam pemerintahannya. Pada mulanya mereka enggan bekerja sama karena tidak mau menjadi pengkhianat bangsa. Setelah itu Erich Ludendorff, seorang perwira Perang Dunia I mencoba membujuk mereka. Akhirnya mereka bersepakat dengan Hitler dan di hadapan para pegawai pemerintah yang lain mereka memberi sokongan yang penuh kepada kelompok pemberontak. Hitler amat gembira saat mendapat sokongan mereka dan mulai percaya rencananya untuk menjadi pemimpin Jerman akan menjadi kenyataan. Tetapi telah diberi tahu bahwa rencana mengepung barak tentara Jerman menemui kesulitan. Oleh karena itu ia pun bergegas ke sana.
Tindakannya itu ternyata merupakan satu kesalahan. Tanpa kehadirannya pemberontak di dewan itu telah menjadi kocar-kacir. Ketiga pegawai tertinggi itu berhasil melepaskan diri setelah berjanji untuk setia kepada pemerintah Hitler. Hitler pun gagal menawan barak militer Jerman dan pulang kembali kepada Beer Hall dan mendapati orang tebusannya telah berhasil melarikan diri. Ia mulai sadar rencananya telah gagal tetapi Erich von Ludendorff meyakinkannya bahwa jika mereka bersama-sama berarak-arakan ke Munchen, mereka akan berhasil merampas kekuasaan pemerintah. Eric begitu yakin takkan ada yang akan menembaknya, malah pihak polisi atau tentara di sana mungkin juga turut serta dengan pihak Nazi.
Adolf Hitler yang hampir putus asa itu terpaksa setuju dengan rencana Eric. Lalu dengan bala tentaranya sebanyak 3.000 orang mereka berarak menuju ibukota Jerman iaitu Berlin untuk menumbangkan pemerintah nasional. Walaupun begitu, Perdana Menteri Bayern serta pegawai pemerintahan yang lain telah berpaling tadah dan berusaha untuk menumpaskan kudeta tersebut. Strategi Hitler salah karena tidak mengarahkan tentaranya untuk menawan pusat komunikasi utama seperti stasiun radio dan kantor telegraf. Keesokan harinya, Perdana Menteri Bavaria telah mengkritik kudeta tersebut dan melarang parti Nazi yang bermarkas disana. Selain itu, pemerintah Bavaria dengan pantasnya telah memberi peringatan kepada pemerintah pusat mengenai rencana Hitler. Oleh itu, penguasa Munich telah bersedia untuk menumpas kudeta itu.
Saat pendukung Hitler tiba di Munich mereka telah bertembung dengan angkatan polisi di sana. Pertempuran sengit kemudian terjadi antara pihak Nazi dengan pihak berkuasa Muenchen. Dalam beberapa menit saja, 21 orang (termasuk 16 anggota Nazi) terbunuh dan beberapa ratus orang cedera. Hitler berhasil melarikan diri tetapi akhirnya ia bersama pegawai teringginya telah ditangkap.
[sunting] Nazi setelah peristiwa Beer Hall Putsch
Banyak yang menyangka perebutan kekuasaan yang gagal itu telah menamatkan riwayat partai Nazi. Tetapi Hitler telah menggunakan kesempatan tersebut untuk menyebarkan ideologinya kepada rakyat jelata.
Dalam masa yang singkat, Hitler telah menjadi seorang terkenal disebabkan liputan media yang meluas. Para hakim dalam pembicaraannya telah dipilih oleh seorang yang pro-Nazi dalam pemerintah Bavaria. Mereka membenarkannya menggunakan mahkamah sebagai pentas untuk menyebarkan propagandanya kepada rakyat.
Sewaktu pembicaraan dijalankan, ia yang bijak berpidato telah menjelaskan dengan panjang lebar mengenai aspirasi partai Nazi. Rakyat yang pada waktu itu tidak mengenali Hitler, mulai sadar tentang dia dan partainya. Malah mereka suka dengan kepribadiannya yang hebat serta argumennya yang berisi. Antara lain mereka setuju dengannya bahwa pemerintah yang "menikam mereka dari belakang" harus dijatuhkan. Mereka juga terpengaruh dengah kata-katanya yang penuh semangat.
Ahkirnya, Hitler dijatuhi hukuman lima tahun dengan 6 bulan parol. Sementara pegawai-pegawai lain telah mendapat hukuman yang ringan. Namun demikian, ia dilepaskan dari penjara setelah 8 bulan. Sewaktu dipenjara ia telah mengarang bukunya yang popular Mein Kampf. Selepas peristiwa yang memalukan tersebut, ia berikrar untuk mendapat kekuasaan dengan cara yang lebih demokratis.